Aku tidak pernah berpikir lagi sejak mengikuti
retret agung ini mau dibawa kemanakah panggilan ini. Aku sendiri sadar bahwa
panggilanku bukan semata mata milikku seorang . Ada banyak pihak yang berhak
menentukan arah panggilan dan jalan yang paling tepat bagiku di masa depan.
Maka saat ini yang aku lakukan pertama kali dalam menjalani panggilan ini
hanyalah berserah. Aku pasrah! Aku tidak mau berpikir-pikir lagi ingin seperti
apa. Memang kedepannya adalah wajah imamat yang ingin aku miliki. Maka harus sejak
saat ini juga aku harus berani mengubah semua pandangan menjadi satu pilihan.
Panggilanku adalah menjadi imam yang baik yang dibutuhkan oleh keuskupan. Proses
perendahan hati dan agere kontralah
yang sering harus aku hadapi untuk mau mengatakan bahwa aku berhasil membongkar
idealisme dan keegoisanku untuk terbuka pada satu pilihan, pilihan yang
ditetapkan Allah. Aku berani menerima semua pilihan yang ditawarkan untuk
bertahan dalam panggilan suci ini.
Permenunganku
dalam dua hari pertama berjalan baik. Secara perlahan lahan untuk saat ini
telah mengubah cara pandangku untuk tidak melihat gengsi, harga diri, prestasi
atau apapun yang aku punya. Memang kuakui, secara tdak sadar selama ini aku
sering menunjukkan ini ke orang terdekatku dalam pekerjaan maupun proyek yang
sering dipercayakan seminari untukku. Di tempat retret ini dengan gelar sarjanaku
yang su dah dua serta gelar keprofesionalitas yang mungkin lebih dibanding
retretan yang lain. Rupanya tidak membedakan aku dihadapanNya. Aku sama seperti mereka yang akhirnya harus
bertelanjang diri supaya bisa dibentuk kembali, supaya bisa diubah, supaya bisa
seperti Musa yang siap diutus untuk dijadikan alatNya ( Keluaran 3:1-12).Menjadi
tantanganku berikutnya untuk tetap setia dan berjuang menerima diri dan
berdamai kalau aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah pemuda biasa yang sama
dengan yang lain, yang mempunyai dosa serta beban kehidupan yang perlu dicurahi
olehNya supaya Ia bisa masuk dan merasakan keberadaannya hidup bersama Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar