Jumat, 23 Oktober 2015

Hanya pada orang yang sesudah mendengar firman-Nya lalu menaati, ada kebahagiaan mengalami hubungan yang benar dengan Yesus



Saya berpikir bahwa bila saya hidup di zaman Yesus, sebagai salah seorang dari murid-Nya, saya pasti akan banyak berdebat dengan Yesus karena seringkali saya percaya hanya pada yang dilihat dan didengar. Maka seringkali kita terjebak pada gosip, buah bibir yang hanya berdasarkan perasaan, kecurigaan dan keterbatasan manusia. Pemikiran seperti itu lazim ada pada kebanyakan orang di jaman modern ini. Itulah pola pemikiran yang melatarbelakangi komentar seorang perempuan tersebut (ayat 27). Mungkin itu pula yang bercampur pada pemikiran mereka yang ingin menyaksikan tanda mukjizat lebih banyak dari Yesus (ayat 28-30), karena bagi umat kebanyakan : semakin banyak melihat semakin beriman.
Yesus menolak anggapan itu. Menurut-Nya, hubungan istimewa itu tidak bergantung pada hubungan darah, atau banyak menyaksikan atau mengalami tanda ajaib. Entah orang mengalami berkat dan kebahagiaan dari Yesus atau tidak, terkait juga pada tanggung jawab orang untuk merespons Yesus dengan benar. Hanya pada orang yang sesudah mendengar firman-Nya lalu menaati, ada kebahagiaan mengalami hubungan yang benar dengan Yesus (ayat 28). Hubungan yang menempatkan orang hidup dalam naungan berkat Allah adalah hubungan yang timbal-balik dan hidup antara yang bersangkutan dengan Yesus.
Oleh karena yang penting adalah hubungan timbal balik, tanda utama pelayanan Yesus mengikuti pola pelayanan Yunus (ayat 30). Seperti Yunus datang dengan firman yang menuntut respons percaya dan pertobatan dari penduduk Niniwe, demikian juga Yesus menuntut pendengar-Nya merespons firman-Nya dengan pertobatan. Tidak merespons dengan pertobatan berarti menolak Yesus. Menolak Yesus berarti memilih hukuman. Pada hari penghakiman Allah kelak, respons ketaatan kepada firman Yesus inilah yang akan menentukan apakah orang akan masuk ke dalam kebahagiaan kekal atau penghukuman kekal (ayat 31).
Maka pesan hari ini untuk kita semua, ingat terhadap Yesus kita tidak bisa membuat kita netral. Maksud kekal Allah untuk hidup kita hanya akan kita hayati dan kita rasakan bila kita merespons-Nya kini dan di sini dalam ketaatan. Perlu diingat apa yang kita lakukan tidak menambah dan mengurangi kemuliaan Allah tapi ini semua adalah bukti tanggung jawab kita sebagai seorang kristiani yang sungguh berjanji untuk percaya dalam hidup.
Begitu juga ketika kita menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Jangan pernah percaya pada apa yang kita lihat dan dengar semata tanpa tahu kebenarannya. Di tengah budaya kita yang sering ngerasani dan bergosip kesana kemari, penting bagi kita untuk menep dan menyaring semua informasi, sebelum terpancing, bereaksi dan berbuat sesuatu yang malah menjadikan masalah semakin runyam.
Mengimani Yesus harus berbuah pada kesadaran kita untuk lebih dalam lagi percaya bahwa segala sesuatunya baik diciptakan olehNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar