Benar saja, saya rasakan bagaimana perjuangan dan semangat teman-teman Lansia yang dalam masa senjanya masih mau berziarah dan berdoa mendoakan keuarga, anak dan cucu-cucunya. Usia yang senja tidak menghambat pergerakan mereka untuk terus bergembira menghidupi usia tuanya. Benar yang dikatakan Yesaya dalam suratnya "Sampai masa tuamu, Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kau terus. Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yesaya 46:4)".
Kegembiraan para lansia Wedi menandakan bahwa penyertaan Tuhan selalu ada bagi mereka. Ayat ini mau meneguhkan keaktifan dan penyerahan mereka untuk Gereja. Tuhan akan tetap sama sampai kapanpun dan tidak pernah meninggalkan kita sekaipun, apapun keadaannya.
"Mereka yang di tanam di rumah Yesus....masih bertumbuh subur pada saat kepala sudah beruban" (mazmur 92:13,14)
Dengan adanya kelemahan yang mereka rasakan baik keterbatasan fisik yang dirasakan dalam 5 B, Budeg, Blaur, Buyutan, Beser dan Boyokan membuat mereka sadar bahwa saya sudah waktunya untuk istirahat dan mensyukuri semua kehidupan yang telah mereka rasakan silih berganti
Pertambahan usia yang harus dirasakan bukan sebuah kutukan. Fase dan usia yang terus bertambah adalah anugerah dari Tuhan bahwa Ia sudah tidak sabar untuk menemui langsung teman teman Lansia yang sudah terlalu lama di dunia ini.
Ciri inilah yang menjadi khas setiap mahluk hidup, bertambah tua. Belajar dari kesetiaan dan teladan Santa Anna yang setia kepada Tuhan membuahkan rejeki. Di usianya yang konn 50 tahun, ia baru memiliki anak yang dinamai Maria. Anak ini adalah buah harapan dan kesetiaan yang menjadi bakal manusia pertama yang naik ke Surga.
Maka belajar dari santa Anna yang sungguh menyerahkan hidupnya. Kita sebagai manusia yang penuh dosa juga perlu menyiapkan hati untuk selalu berserah karena kita ini adalah miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar