Jumat, 30 Oktober 2015

Mengunjungi Ganjuran Berbonjrong Ria sekaligus Belajar dan Berdoa

Hari HPS telah berlalu berdasarkan dokumen Surat Gembala Uskup KAS 2015 " Bumi sebagai Rahim Pangan Milik Bersama" meneguhkan kami akan makna timbal balik dalam melangsungkan kesejahteraan manusia. Tentu saja pemahaman ini membutuhkan proses untuk berubah layaknya sebuah evolusi yang bertahap.
Kami rombongan sepeda bronjong yang terdiri dari pak tukiyo, pak eko mawen, pak gaplek, pak sukiman, pak hari dna pak bandi bersama-sama ingin mengadakan laku tapa berziarah bersyukur atas karunia alam yang diberikan ke Ganjuran. Makna ini sebenarnya tidak mereka sadari mengingat proses ke sana lebih pada "Aku meh ngepit, yen kelakon" ada nazar yang dibawa untuk mendoakan keluarga dan apapun keinginan mereka.
Lepas dari situ saya hanya bersyukur melihat kekayaan alam yang dikaruniakan Tuhan sepanjang perjalanan ini. Memang masa ini kita mengalami kemarau panjang yang melelahkan tapi Tuhan tidak membiarkan dan membuat kesengsaraan ini menjadi headline hidup kita. Saya sendiri masih merasa kesejukan (awal pagi), hijaunya sawah serta segarnya udara yang berbanding terbalik ketika kami pulang karena suhu dan teriknya matahari yang sangat menyebalkan. Ada berkat dibalik cobaan!
Maka pantas rasanya rasa syukur ini tetap saya bawa, karena :
1. Ini pengalaman pertama saya ngepit sejauh ini, mari kita lihat google mapsnya :

kurang lebih 102 km dalam waktu 9 jam.......waduh

2. bagaimana senangnya kami bisa bertemu Tuhan dalam peziarahan kami, kebersamaan, cerita dengan sahabat, saya bertemu dengan fr.hendri dan akhirnya kami sadar menghargai semua makanan yang kami bawa dalam bekal dan tidak jajan lho!





3.Pokoknya hari ini terima kasih Tuhan besok akan melanjutkan peziarahan lagi ke Ratu Kenya hahahahahaa, selamat berdoa.... selamat datang pangruktilaya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar