Seringkali kita ingin dapat melihat ke depan masa depan kita masing masing. Kita mengatakan "Bagaimana nasibku di masa mendatang ya? Di manakah aku akan berada lima atau sepuluh tahun kemudian?". Tak ada jawaban untuk pertanyaan pertanyaan ini. Kebanyakan kita hanya punya sedikit sinar terang guna melihat langkah berikutnya: apa yang harus kita perbuat satu jam yang akan datang, atau besok hari? Seni hidup justru menikmati apa yang dapat kita lihat dan tidak mengeluh tentang apa yang tetap tinggal gelap. Kalau kita siap melakukan langkah berikut dengan percaya bahwa kita akan punya sedikit sinar terang untuk langkah berikutnya, kita akan dapat menjalani hidup dengan sukacita dan terpesona betapa jauh kita akan melangkah tanpa sadar. Hidup itu sebuah proses dan selalu ada yang berubah, sedikitnya lebih baik. Marilah kita menyenangi sinar terang kecil yang kita bawa dan tidak meminta cahaya besar yang menyorot yang akan menghilangkan semua bayang-bayang.
Kadangkala kita harus "melangkahi" kemarahan, kecemburuan atau perasaan kita untuk ditolak dan terus berjalan, Godaanny adalah terjaerat di dalam emosi nnegatif kita, kita meraba-raba sekeliling dalamnya seakan itu tempat kita. Lalu kita menjadi "orang yang disakiti", "yang dilupakan" atau "yang terbuang". Ya, kita dapat melekat kepada identitas identitas negatif ini dan bahkan menikmati kesakitan karenanya. Mungkin baik untuk memeriksa perasaan perasaan gelap ini dan menyelediki dari mana mereka datang, namun jika kesempatan datang untuk melangkahi hal-hal itu, tinggalkanlah semuanya itu dan berjalanlah terus.
Anda hidup dalam rencana baik Tuhan bukan berhenti di jalan sedangkan kenyataannya anda sedang berjuang memperolehnya. Amin (The Bread for Journey - Nouwen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar