Rabu, 28 September 2016

The Mass, His way to meet Him

Dear diary, saya sangat gembira.
Seneng banget bisa kembali menjadi kudus, kembali merasakan misa pagi yang membuat hati saya tenang. Sudah 3 minggu ini saya menahan diri untuk bertemu denganNya. Sudah 3 minggu juga saya gengsi dan tidak mau mengakui bahwa saya yang salah. Kerinduan ini menjadi sebuah mimpi yang telah lama saya dambakan. Bagaimana akhirnya saya bisa merasakan kehadiran Yesus yang telah 25 tahun menyelamatkan hidup saya. Kini saya merasakan semangat yang telah lama hilang, bahkan terasa jauh lebih baik ketika saya toper di Wedi.
Pada akhirnya saya merasa, menjadi seorang imam rupa rupanya adalah jalan yang terbaik. Saya kini memahami dan menerima,bagaimana sulitnya orang untuk memahami orang lain. Saya yang sudah mati matian berusaha selama ini, masih sering disalahartikan oleh banyak orang. Bagaimana pimpinan yang selama ini kenal baik dengan saya ternyata belum tentu juga akan membela saya pada waktunya. Semua pengalaman ini tentu saja membuat saya semakin dewasa dan bijaksana.
Saya tidak menyesal pada akhirnya memilih sementara untuk masuk ke dalam dunia kerja. Dunia yang bagi saya juga masih indah, yang kembali mengajarkan saya betapa keras dan sengitnya persaingan selama ini. Dunia mengajak saya untuk berubah. Ternyata lewat pengalaman nyata, keluar dari imajinasi, Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada saya langsung untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan baik.
Sayya beruntung karena boleh merasakan semua kebaikan Tuhan. Dikala saya dalam kesedihan dan keterpurukan , Ia meletakkan saya ke dalam tempat yang nyaman, sangat nyaman. Ketika saya mencari pekerjaan, Ia memberikan yang luar biasa bagi seorang yang sudah lama tidak bekerja. Dikala saya mencari kos kosan, Ia memberikan yang terbaik. Di kala saya ingin jauh, Ia malah mendekatkan diri dengan menjadikan saya bagian dari KAJ, melayani paroki Santhora, misa pagi kembali di MKK. Semua ini adalah jalan yang baik, walaupun perlahan lahan jalan ini  memperlihatkan, Ia tidak akan pernah membiarkan saya berjalan sendirian di padang gurun. Ia tidak akan membiarkan hidup saya pergi begitu saja dariNya. Ia bertanggung jawab.

Maka bagi saya, semua pengalaman ini sungguh indah dan membantu saya untuk bertahan. Tetap tersenyum dan bersyukur. Berbagi iman dan pengharapan bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan saya.


Thanks God
I Love You

Tidak ada komentar:

Posting Komentar