Tidak terasa sudah 3 bulan saya tidak menulis refleksi untuk menjadi kekuatan spiritual yang saya miliki. Refleksi yang dahulu biasanya saya gunakan supaya bisa selalu bangkit dan punya harapan baru. Sudah 3 bulan ini juga saya seutuhnya sengaja meninggalkan Dia. 3 bulan ini dalam nuansa pencarian diri sejujurnya gelap karena saya sengaja membiarkan diri untuk tidak mengandalkan siapa-siapa hanya diri saya saja.
Namun apa yang terjadi sahabat, saya malah tidak maju kemana-mana. Saya sungguh merasa bahwa apa yang saya perjuangkan ini memang benar, bahwa tanpaNya saya yang dulu saya banggakan sungguh bukan siapa-siapa. Saya yang hanya mengandalkan kemampuan diri ini ternyata tidak bisa seindah imajinasi dan sebebas yang saya kira. Saya yang ingin bekerja dan melanjutkan passion kemana saya akan melaju ternyata hanya kembali pada satu muara, menunggu panggilan yang akan datang. Semuanya sudah diatur dan tinggal kita saja yang melanjutkan apa yang menjadi kepercayaanNya.
Sebenarnya saya juga agak bingung dengan jalan pikiran dan bagaimana dunia ini berjalan. Memang sungguh diakui semuanya diluar kekuasaan kita. Saya lupa karena dulu saya bisa melakukan ini dan itu, saya lupa karena dulu saya terlena dengan kekuatan yang saya miliki. Saya lupa karena saya sangat sombong dan lagaknya seperti bisa berbuat apa-apa. Siapalah saya ini ternyata?
Maka berangkat dari sini, semua usaha saya untuk kembali hidup kembali akhirnya kembali diberi angin segar. Sebenarnya disini saya sungguh beruntung karena memiliki kedua orang tua yang luar biasa. Mereka yang sudah memfasilitasi saya sedemikian rupa-rupanya ikut mendidik saya dahulu walaupun tidak secara langsung untuk menjadi pribadi yang tidak mudah untuk rendah hati. Apapun bisa saya lakukan ? see?
Berawal dari menunggu pekerjaan yang bagi saya seperti menunggu jodoh. Ada tiga tawaran yang bagi saya sangat menarik. Yang pertama adalah tawaran untuk menjadi HRD di sebuah NGO Korea, tawaran kedua menjadi Spiritual Counselor di Tunas Muda School dan yang satu lagi menjadi seorang Account Executive di MNC. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari masalah gaji tentu saja MNC menjadi juara dari yang lain. Sedangkan dari sisi pengalaman, NGO menawarkan saya banyak kelebihan dan pengalaman baru yang cukup menantang. Sedangkan Tunas Muda bagi saya sungguh sungguh menawarkan sebuah tantangan karena selain saya harus kembali dekat dengan masa lalu saya sebagai seorang frater yang notabene dekat dengan Tuhan, saya harus kembali melanjutkan tugas saya sebagai aktivis Gereja dan berani menghadapi luka lama untuk kembali aktif didalamnya.
Dan finally...Tuhan menjawab semua pertanyaan saya, Tunas Muda answer my question dan memberikan pencerahan bagi saya setelah menunggu lebih dari 2 minggu. Saya terkejut dan merasa bahwa ini adalah jawaban dari Tuhan. Saya sendiri tidak menyangka karena semua jalan yang berhalangan dengan rencanaNya semua ditutupNya. Saya tidak tahu memang apa keinginanNya ke depan. Tapi saya yakin ini yang terbaik bagi saya.
Ketika saya melihat gaji, kos, teman-teman, support system di Gereja semua sungguh memberikan masukan yang berarti dan positif bagi saya. Saya sendiri juga mulai berani melihat ke depan. Tidak lama setelah penugasan saya, saya diminta untuk aktif di pusat pastoral Keuskupan Jakarta 2016-2017. Tidak menyangka juga kalau saya diminta untuk memberi warna disini, pada intinya saya bersyukur karena saya masih mendapatkan banyak rejeki dan berkat. Saya sungguh bersyukur.
Maka sebuah langkah baru dan kehidupan baru kini ada di depan mata saya. Saya sungguh sungguh berharap akan kemurahanNya. Jawaban untuk masalah saya hari ini adalah :" Tanpa Dia saya bukanlah apa-apa, hanya karena Dia, saya yang berusaha menjauh pun didekatkanNya". Saya merasa tidak sendiri karena Dia selalau beserta saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar