Masih ingatkah kalian kalau setiap harinya di jam 12 dan 18 kita terbiasa untuk selalu mendoakan "Angelus". Pada awalnya pasti kita merasa bosan. Mendengar bunyi rumusannya yang panjang dengan kata-kata yang baku, diusia kita dulu sudah bisa dipastikan, kita tidak dapat memahami maknanya. Namun seiring dengan waktu dan umur kita yang bertambah kemudian, saya bisa memahami perlahan makna doa yang ternyata memiliki makna yang sangat mendalam. Doa ini mengajak kita untuk berpasrah. Ada pengakuan dari diri kita sebagai manusia untuk mengimani Yesus. Kalimat di dalam doa ini adalah bukti konkret komitmen kita untuk selalu terbuka akan jalan yang diminta olehNya.
Di dalam doa ini diungkapkan bahwa Maria adalah sosok manusia yang memiliki iman luar biasa. Maria dapat dijadikan contoh untuk kita manusia. Manusia yang sangat terbatas dengan segala kekurangannya. Memang secara jelas dan nyata yang membedakan Maria dengan pribadi lainnya adalah karena ia mau dan rela mengorbankan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar lagi. Memang untuk mendalami secara jelas dan teologis minimal kita perlu setengah tahun untuk menyimak dan mendalaminya di bangku kuliah Mariologi secara seksama. Tapi blog ini sebenarnya tidak dibuat untuk membahas hal yang mendalam. Di sini kita hanya mau berbagi secara aplikatif apa yang dapat kita tangkap dalam memahami angelus sebagai bagian dari hidup dan memaknainya tanpa berlebihan dan nyata.
Doa angelus menurut saya adalah doa yang sangat kontemplatif. Doa ini mengajak kita untuk selalu ingat akan tujuan hidup kita sebagai sarana Allah. Kita tidak hidup sendiri, meskipun faktanya kita hidup diatas kaki kita. Kita tidak bisa merencanakan hidup tanpa bantuan dari Tuhan. Pengakuan atas ketidakberdayaan diri kita akan mengajak kita untuk selalu rendah hati. Kita akan ditantang untuk tetap mensyukuri semua rahmat yang diberikan untuk kita, apapun keadaannya.
Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia mengandung dari Roh Kudus.
Dialog pertama dari doa angelus ini adalah rangkuman dari kisah pemberitahuan malaikat Tuhan kepada Maria untuk mengandung Yesus (Lukas 1:26-35). Pemberitahuan ini tentulah bukan kerinduan Maria yang belum bersuami, tetapi suatu inisiatif Allah yang sangat mengherankan. Nilai kontemplasi dialog tersebut adalah berani berharap, walau berada dalam situasi dan kondisi serba sulit yang tidak diinginkan dan tidak bisa dipahami. Berharap pada besarnya campur tangan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya kepada rencanaNya yang tak terduga. Dalam doa Angelus, kita diajak "memandang" Allah dalam keutamaan pengharapan.
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.
Bagi Maria, pemberitahuan malaikat Tuhan justru menjadi kabar yang mengejutkan, menakutkan dan membingungkan. Namun jawaban akhir Maria justru mengejutkan. Didalam perasaan yang tidak karuan, Maria malah memberikan menunjukkan kepasrahan. Jawaban ini akan membuat Maria bertahan bahkan sampai sepanjang hidupnya. Di saat-saat sedih kehilangan putranya, disaat-saat kritis ia akan terus menyerahkan dirinya sebagai bentuk penyerahan sepanjang hidupnya. Nilai kontemplasi dalam dialog tersebut adalah kerelaan untuk menyerahkan kehendak, yang biasa disebut iman. Bukankah Yesus sendiri dalam doa Bapa Kami mengajarkan, "Jadilah kehendakMu?". Totalitas penyerahan kehendak merupakan sikap iman yang tinggi, seperti Kristus yang makananNya melakukan kehendak Bapak. Bagian ini kita diajak memandang Allah dalam iman.
Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.
Dalam Injil Yohanes ditekankan bahwa Yesus adalah sabda Allah yang menjadi manusia seutuhnya. Ia memilih mengambil kodrat yang lemah ini supaya bisa lebih dekat dengan kita. Ia juga bisa merasakan penderitaan kita secara penuh. Ia sungguh memahami kita. Allah memilih untuk merendahkan dirinya untuk mengasihi manusia, betapa pun gelap dan rapuhnya kehidupan manusia. Allah hadir dan menyongsong manusia untuk diselamatkan , dengan kasihNya yang tak terhingga. Juga, jika kasih itu menuntut pengurbanan nyawa (Yoh 15:13). Allah mengundang kita untuk tinggal di dalam kasihNya itu (Yoh 15:9).
Kontemplasi adalah keterbukaan total bagi Allah, yang adalah segala-galanya bagi semua (1 Kor 15:28). Nilai kontemplasi dalam dialog tersebut adalah kerelaan untuk menjadi 'wadah" dan "sarana" Allah untuk menjadi saluran kasihNya yang tak terbatas. Rela menjadi pribadi yang dikuasai oleh kasih, juga ketika kasih mendorong kita untuk memberikan kurban. Doa Angelus mengajak kita untuk memberikan kurban. Doa Angelus mengajak kita untuk memandang Allah dalam kasih.
Para sahabat Yesus, kita semua bisa menemukan nilai harapan, iman dan kasih dalam Doa Angelus. Itulah jalan kontemplasi yang ditempuh Maria. Dalam situasi dan kondisinya yang sulit sekalipun, Maria tetap berusaha untuk menemukan wajah Allah dan memandang rencana Allah yang tak mudah dipahaminya. Ternyata, rencana Allah itu mengubah hidup Maria. Semoga bersama Maria, kita bisa "memandang" Allah dalam harapan, iman dan kasih. Gereja menyebut ketiga hal tersebut sebagai keutamaan teologal, yaitu keutamaan yang langsung diarahkan kepada Allah dan menjadi jalan utama menuju Dia, sang segala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar