Rasanya gak mudah melewati banyak hal yang sungguh tidak terduga dalam minggu ini. Meninggalnya romo pamong tercinta Rm.Harikustono,Pr lalu peristiwa wisuda S1 yang mendebarkan menuai banyak peristiwa lucu menandakan saya adalah mahluk yang tidak bisa apa apa...saya hanya mahluk lemah tidak berdaya, saya hanya manusia yang sudah digariskan tugas dan karya yang diberikan Gereja.
Apakah saya berkuasa, saya boleh menerima dan menolak semua peristiwa ini? Saya sendiri mengiyakan, ah siapa seh saya ini...kalau boleh saya ingin meminta Tuhan tidak mengambil Romo Harikus dari tangan kami. Kalau boleh saya ingin mobil yang saya pakai waktu wisuda tidak mogok, kalau boleh lagi saya ingin supaya apa yang saya rencanakan dapat berjalan dengan baik. Semuanya harus berjalan pada semestinya.
Lalu apakah saya pantas kecewa? Apakah saya mutung?
Pertanyaannya adalah apa yang bisa saya lakukan sekarang. Sebagai seorang yang terbatas, yang ditakdirkan dan yang tentunya juga diberi kebebasan dalam berpikir dan bertindak, saya diajak untuk mampu mengoptimalkan apa yang saya bisa lakukan sebaik mungkin.
Thinking positif, dari banyak pengalaman saya harus bisa melihat dengan baik apa maksud dibalik semua ini.
Dalam surat yesaya 25:6-10
Ditegaskan Allah sang pangeran, sudah menyiapkan kepada kita berbagai kelebihan dan bejana kenikmatan untuk kita dan siapapun yang bersedia menanam benih dari kesengsaran, dari kerja keras dan kesetiaan manusia di dunia.
Tapi Tuhan tidak saja meninggalkan kita meskipun Ia menunggu kita di surga. Allah melalui surat Paulus 4:12-14,19-20 sungguh sungguh mendampingi kita melewati banyak tantangan dan derita. Ia membuat kita akan selalu kuat menanggung apa saja asalkan berasal dari Dia. Paulus sendiri membuktikannya, pergulatannya yang luar biasa berhasil diselesaikan sampai finish.
Begitu juga dengan kita. Allah sendiri mengundang siapapun yang mau masuk ke kerajaannya tanpa terkecuali, yang jahat, yang baik, yang culas, yang naif , yang sabar. Ia memberi kesempatan kepada siapapun untuk masuk. Ia membuka hati dan membiarkan hatiNya termasuk kita ini.
Maka dengan anugerah ini apakah kita mau untuk berani bertanggung jawab atas panggilan Tuhan tersebut. Beranikah kita untuk tidak menyerah?
Satu sisi saya adalah mahluk yang terbatas, mahluk yang bodoh dan " sudah ditakdirkan" tapi satu sisi kita punya kebebasan untuk meneruskan, memilih dan mencoba jalan baru yang diberikan.
Dengan kata lain, perjuangan ini belum selesai kawan. Diantara kebebasan ini kita diminta untuk berpikir jernih, melihat bencana dan kehendak yang tidak sesuai, mampukah kita bangkit untuk menunjukkan bahwa kita tidak menyerah dan mampu menjawab bahwa dengan keterbatasan kita, kita mau berjuang.
Semoga rahmat Kristus mau memberikan kekuatan dan keberanian, untuk menghadapi dunia yang lebih kuat dari kita sebagai cara mempertanggungjawabkan iman.
Meninggalnha Romo harikus adalah tanda bahwa sebagai manusia , kita akan kembali kepadaNya. Sebaik baiknya manusia, ia akan mati. Kejadian mogok juga demikian, sebaik baiknya persiapan kita untuk pergi, kalau kita cerdas, kita diajak untuk kreatif
Berkah dalem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar