Rabu, 27 Januari 2016

Apakah Yesus "Edan"?

The late post, Injil tanggal 23 januari kemarin bagi saya sungguh menarik. Saya sendiri sempat merasa bingung, mau khotbah seperti apa yang menarik hati dan mampu diterima umat sebagai bahan permenungan hari itu. Karena kalau anda semua tahu soal bacaan Injil hari itu memang sangat pendek, bahkan baru hari itu saja menurut saya Injilnya hanya satu kalimat. Apalagi kalimatnya menurut saya tidak jalan, menggantung dan menurut saya kalimatnya mati, ya gak seh?
Dari cerita Yesus kali ini dikatakan keluarganya bahwa Ia adalah seorang yang tidak waras. Saya jadi memikirkan sebuah anekdot, "Bila Yesus dikatakan tidak waras, apalagi kita pengikutnya?" hehehe... Saat itu saya tertawa di dalam mimbar, membayagkan kalau Yesus misalnya benar-benar gila. Saya mengatakan kepada umat sekalian, berarti kalian semua juga gila hehehe.....silahkan menertawakann diri sendiri dan teman teman di sekeliling anda :)
Menurut saya, injil hari ini rupanya mau menegaskan kadang pikiran manusia itu suka melampaui kemampuan pikirannya sendiri. Pertanyaan bagi keluarga Yesus sendiri adalah siapalah mereka berani menilai kejiwaan Tuhan kita? Mungkin tidak sepenuhnya juga salah karena bagi umat saat itu penampilan dan kata kata Yesus adalah sesuatu yang luar biasa, cetar membahana dan ajaib. Orang-orang sendiri sampai terheran-heran untuk menduga duga siapa dia itu?
Maka wajar saja bagi saya, dengan data seadanya dan istilahnya informasi yang kurang. Orang-orang sudah berani mengumpulkan sebuah kesimpulan . Oh Yesus itu orang edan. Padahal pandangan, tindakan, mukjizat Yesus itu sebenarnya bukan sini kini tapi bersifat visioner. Apapun yang diperbuat Yesus kalau kita melihat sungguh berlaku kan dan menjadi inspirasi?
Maka belajar dari sikap keluarga Yesus, hendaknya kita tidak berani memutuskan untuk menilai orang lain tanpa mengenal dan belajar terlebih dahulu. Kita tidak diajar untuk menjudge orang lain tanpa melihat hidup, sikap dan tujuannya tersebut. Saat ini apa yang buruk berlaku di jaman sekarang belum tentu buruk bagi orang lain. Juga demikian , apa yang selalu baik juga demikian. Maka semuanya ini bergantung pada sudut pandangnya masing-masing. Semua keberuntungan, masalah, kesialan itu tergantung pada sudut pandang kita melihat. Maka bagi saya saat ini tugas kitalah untuk pandai dan rendah hati menerima semua informasi dan belajar untuk tidak terburu buru memutuskan.

Berkah Dalem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar