Selasa, 22 Maret 2016

Hati-hati terpeseleset dalam dosa ketidaksetiaan



“Nyawamu akan kuberikan bagi-Ku? Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu : Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (Yoh 13:38)
Ada dua murid Yesus yang tidak setia kepadanNya tersirat dalam Injil hari ini, yaitu.
1. Yudas, yang menjual Yesus keapda ahli-ahli Taurat, untuk ditangkap dan dibunuh.
2. Simon Petrus yang menggebu-gebu mau membela Yesus dari para penangkapNya, namun justru menyangkal Yesus hingga tiga kali karena mau cari selamat sendiri.
Ternyata dari kisah ini kita dapat belajar, bagaimana menjadi setia itu tidak mudah. Kita ini adalah gambaran sederhana dari para murid yang kadang tidak setia. Tidak setia bukan hanya pada awalnya mempunyai niat untuk tidak setia, tetapi lebih karena tidak dapat bertahan ketika godaan untuk tidak setia itu muncul dalam situasi yang menipu. Maka banyak saat ini kesetiaan menjadi barang langka yang dicari oleh banyak orang dan mahal harganya, karena untuk menjadi pribadi setia tidaklah mudah.
Maka belajar dari kisah Yudas dan Simon, kita diajak belajar untuk setia. Bagi saya pribadi ada hal hal yang bisa kita siasati supaya kita tetap termotivasi untuk setia :
1. Meskipun roh itu kuat, sadarilah bahwa kita adalah mahluk daging yang lemah yang mudah jatuh terhadap godaan. Maka hendaklah kita rendah hati dan senantiasa memperbarui diri supaya makin awas terhadap setiap potensi yang muncul di awal pencobaan kita. Tawaran godaan menurut saya menjadi lebih sulit di jaman ini, karena iblis semakin mudah menipu melalui tawaran yang tampaknya baik namun akhirnya menjerat.  Melalui hal-hal yang disukai manusia, kekayaan, ketampanan, status, kemewahan kita menjadi semakin sulit untuk membedakan. Hati-hati.
2. Untuk merawat manusia Roh, hendaklah kita selalu menjaga relasi dengan Allah dan menimba kekuatan dari padaNya. Yesus memberi teladan dengan menyediakan waktu untuk menyendiri dari keramaian. Maka kita pun juga punya waktu hening supaya kita senantiasa diingatkan dan diberi kekuatan untuk tetap berhati hati dengan Roh Tuhan yang senantiasa baru.
3. jika kita telanjur sudah terpeleset masuk dalam godaan, sadarilah segera bahwa kita keliru. Maka yang bisa kita lakukan adalah meminta maaf dan bertobat. Cara sederhana ini adalah cara yang paling ampuh karena kita yakin bahwa Allah adalah Maharahim. Tidak ada satupun manusia yang ditolak olehNya. Sadarilah dan yakini bahwa ada tempat bagi kita. Dengan mengidungkan sabdaNya “Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi” adalah sebuah harapan bahwa kita selalu diterimaNya.
Menjadi pertanyaan bagi kita, dalam situasi  apa saja saya lemah dan mudah tergoda? Bagaimana perasaanku jika aku ternyata tidak setia? Apakah kegelisahan dan rasa tidak nyaman karena dosa, mampu mendorongku untuk berani bertobat dan memperbaiki diri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar