Saudara-saudari yang
terkasih dalam Kristus. Pada tahun 2019 ini, kita sebagai rakyat Indonesia akan
bersama-sama melalui masa yang penting dalam perkembangan konstelasi politik
dan bernegara. Kita akan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum untuk memilih
Presiden dan Anggota Legislatif baik DPR, DPRD I maupun DPRD II. Peristiwa ini
bagi kita semua adalah wujud kewajiban kita bersama sebagai warga negara yang
baik. Bagaimanapun kita juga berhak untuk menyuarakan pilihan kita yang sesuai
dengan hati nurani untuk memilih calon pemimpin dan para wakil rakyat yang akan
berkoordinasi bersama membangun negara ini 5 tahun ke depan.
Maka kita sebagai
bagian dari Gereja, diajak bersama-sama untuk melihat politik sebagai sesuatu
yang pada hakekatnya adalah baik dan mutlak diperlukan bagi manusia. Politik
idealnya berpijak pada kemanusiaan untuk kebaikan umum (bonum commune). Dalam politik seharusnya ada nilai-nilai
kemanusiaan yang universal seperti kebebasan, kebenaran, keadilan, kerukunan,
kedamaian, dan pelbagai unsur hak asasi manusia lainnya yang harus tetap
diakui, dihormati dan diwujudkan. Untuk itulah maka ada rupa-rupa ajaran,
peraturan, undang-undang dan hukum yang dibuat untuk dipatuhi dan menjadi pegangan.
Maka menghadapi kenyataan politik yang tidak sesuai dengan hakekatnya sekarang
ini, Gereja Katolik mengajak semua pihak untuk kembali kepada visi dan misi
politik yang sebenarnya. Memang hakikatnya Gereja Katolik selalu berdiri netral
di dunia politik. Namun, jika keadaan politik kini telah bergeser, Gereja
Katolik memiliki pandangan serta kebijakannya sendiri demi menegakkan nilai
kemanusiaan, iman, serta kenegaraan sebagai bagian dari NKRI.
Sebagai murid-murid
Yesus, kita diharapkan dapat berpikir jernih dan cerdas dalam memilih, karena bagi
Gereja, kita semua adalah “garam dan terang dunia” (matius 5:13-16). Dalam
Kitab Hukum Kanonik Kanon 225 pasal 2 dikatakan : “Mereka, setiap orang menurut
kedudukan masing-masing juga terikat kewajiban khusus untuk meresapi dan
menyempurnakan tata dunia dengan semangat injili, dan dengan demikian khususnya
dalam menangani masalah-masalah itu dan dalam memenuhi tugas-tugas keduniaan
memberi kesaksian tentang Kristus.” . Selanjutnya dalam kanon 227 dikatakan :
“Kaum beriman kristiani awam mempunyai hak agar dalam perkara-perkara
masyarakat dunia diakui kebebasannya, sama seperti yang merupakan hak semua
warga masyarakat; tetapi dalam menggunakan kebebasan itu hendaknya mereka
mengusahakan agar kegiatan-kegiatan mereka diresapi semangat injili, dan
hendaknya mereka mengindahkan ajaran yang dikemukakan Magisterium Gereja;
tetapi hendaknya mereka berhati-hati jangan sampai dalam soal-soal yang masih
terbuka mengajukan pendapat sendiri sebagai ajaran Gereja.”. Maka dalam konteks
ini semua anggota Gereja Katolik baik kaum klerus, biarawan-biarawati dan kaum
awam diajak memainkan peranannya sesuai hak dan kewajibannya sebagai warga
negara juga serentak sebagai warga Gereja. Kaum klerus serta biarawan dan
biarawati berperan secara formatif dan tak langsung, sebagai pembina, pengawal
dan pengontrol, sedangkan kaum awam berperan secara praktis dan langsung,
sebagai politisi, pemimpin eksekutif dan birokrat. Dengan demikian menjadi
jelas posisi dan peran kehadiran Gereja adalah
untuk membela kepentingan masyarakat dan negara.
Dengan demikian kita semua
disadarkan untuk sungguh dapat berperan aktif di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab, situasi dan
kemampuan serta sesuai aturan yang berlaku di lingkungan kita masing-masing.
Bagaimanapun kita harus bisa peka dalam melihat apa sungguh yang terjadi di
lingkungan kita masing-masing dan bagaimana kita bisa bijak menanggapinya
sebagai seorang Kristiani yang baik.
Marilah kita mohon
kepada Roh Kudus dan berdoa, khususnya di dalam masa Prapaskah ini dan dalam
terang Sinode Keuskupan kita yang kedua, semoga kita semua dilindungi dan tetap
tidak takut untuk memegang teguh prinsip kebenaran dalam berperan aktif di pemilihan umum kali ini untuk benar-benar
bijaksana dan tanpa perasaan bersalah memilih pemimpin dan wakil negara yang menurut
kita adil, penuh kasih, setia serta solider pada kepentingan rakyat dan negara
yang seturut rahmat Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus dan Roh Kudus. Amin.